Friday, 30 August 2013

kali ini saya akan memposting dari hasil tugas kuliah saya tentang kehidupan dunia ^_^

Kehidupan di dunia merupakan permainan dan senda gurau. Ada kalanya menang ada kalanya kalah. Susah dan senang silih berganti. Senangnya merupakan kesenangan yang menipu, sedihnya merupakan kesengsaraan sementara. Itulah di namakan kehidupan di alam fana. Sungguh berbeda dengan kehidupan sejati dan abadi di akhirat  nanti. Barangsiapa senang, maka ia akan selamanya senang (Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam golongan ini). Barangsiapa menderita, maka ia akan menderita selamanya (na’udzu billahi min zalik).
 Al-Quran menyebutkan bahawa kehidupan di dunia tidak lebih hanya main-main dan senda gurau semata:

“Dan Tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?” (QS. Al-An’am: 32)
Maksudnya: kesenangan-kesenangan duniawi itu hanya sebentar dan tidak kekal. janganlah orang terperdaya dengan kesenangan-kesenangan dunia, serta lalai dari memperhatikan urusan akhirat.


“Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan Para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu Lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS. Al-Hadiid: 20)
Menurut Al-Maraghi bahwa ayat tersebut menggambarkan sifat dari kehidupan dunia, diantaranya adalah yang mudah sirna, sebagaimana halnya hujan yang turun dan membelah bumi yang tandus, kemudianberaneka ragam tanaman tumbuh, hijau menguning, menyenangkan petani atau orang yang menanamnya, kemudian tidak lama pohon tersebut menua,layu dan kering kemudian mati. hal ini tidak berarti bahwa seseorang dilarang mencari dan menikmati kehidupan dunia, namun yang dianjurkan agar ia tidak terperdaya hanya mementingkan kehidupan didunia, melupakan akhirat. Kehidupan dunia justru harus dilihatdalam mencari kehidupan akhirat. Hal lain yang perlu dicatat, bahwa jika seseorang hanya memenyingkan kehidupan dunia,maka yang ia dapati hanya kehidupan dunia itu saja. Sedangkan jika ia mementingkan kehidupan akhirat, ia akan mendapatkan dunia dan akhirat, sebab untuk mencapai kebahagiaan hidup diakhirat ia harus mencapai kehidupan dunia. Orang yang bersedekah atau berinfak dijalan allah misalnya ia harus memiliki harta. Demikian pula yang akan menjalankan ibdah haji, juga harus memerlukan harta benda.
Tingkatan kehidupan manusia di dunia dalam hubungannya dengan kehidupan akhirat, maka manusia terbagi menjadi tiga kelompok: kelompok pertama yaitu orang yang melihat dunia ini hanya tempat persinggahan sementara untuk melakukan investasi amal ibadah kebajikan untuk hidup di akhirat. Kelompok ini tidak membenci dunia, bahkan memerlukan dunia (harta) tetapi dunia (harta) tersebut bukan sebagai tujuan, melainkan sebagai alat. Ia juga memiliki harta, namun tidak sampai terperdaya dan terpesona oleh harta tersebut.
Sedangkan kelompok yang kedua yaitu kelompok yang hampr saja terbuai, terpedaya dan terlena oleh kehidupan dunia, dan hampir saja melupakan akhirat. Pada masa mudanya orang ini gemar mengumpulkan harta benda, berfoya-foya, memperturutkan selera hawa nafsu, dan lupa mengerjakan amal ibadah untuk bekal kehidupan akhirat. Kesadaran akan perlunya bekal kehidupan akhirat baru terjadi menjelang akhir hayatnya di waktu tua. Ia segera bertaubat memohon ampunan kepada allah, diiringi dengan memperbanyak ibadah.
Adapun kelompok yang ketiga adalah mereka yang benar-benar terbuai, terpesona dan tergila-gila oleh harta benda. Hidupnya hanya untuk dunia, memperturutkan hawa nafsu, tanpa sedikitpum memikirkan kehidupan akhirat. Sikap yang seperti itu, ia lakukan sampai ajal (kematian) datang menjemputnya, tanpa ada sedikitpun waktu untuk bertaubat dan memperbaiki perbuatan buruknya. Allah SWT senagai Yang Maha Pengasih dan Penyayang, mengingatkan kepada makhluk-Nya agar jangan sampai terpedaya oleh kenikmatan dunia yang demikian itu dalam surat Al-Hadid ayat 20.
Adanya kehidupan akhirat dengan berbagai permasalahannya bukanlah termasuk masalah empiris yang dapat diobservasi, melainkan termasuk masalah yang hanya dapat diimani, yaitu mengimani adanya berdasarkan informasi yang diberikan oleh Allah. Atas dasar keyakinan ini, maka untuk mendapatkan informasi yang lengkap tentang kehidupan akhirat harus merujuk kepada informasi yang diberikan Allah di dalam al-Qur’an.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, terlihat bahwa keimanan terhadap hari akhirat paling kurang memiliki empat implikasi kependidikan sebagai berikut: Pertama, implikasi materi atau muatan pendidikan. Yakni bahwa keimanan terhadap hari akhirat merupakan bagian terpenting dari materi pelajaran yang harus diberikan.
Kedua, implikasi materi atau muatan pendidikan akhlak sebagai hasil dari materi pendidikan keimanan. Dengan keimanan yang kuat akan adanya hari akhirat seseorang akan memanfaatkan kehidupannya di dunia ini untuk melakukan amal ibadah dan perbuatan kebajikan yang sebanyak-banyaknya. Bersamaan dengan itu, juga dapat mendorong seseorang untuk menjauhkan perbuatan yang tercela.
Ketiga, implikasi evaluasi pendidikan yang berfungsi untuk melihat hasil pendidikan secara obyektif. Yaitu evaluasi yang didasarkan kepada hasil yang dicapai oleh setiap orang yang menjadi sasaran dalam kegiatan pendidikan.
Keempat, implikasi administrative, yakni bahwa hasil dari proses pendidikan sekecil apapun harus dihitung, dinilai, dan dipadukan secara komprehensif dan dikoleresikan antara satu bagian dengan bagian yang lain, sehingga dapat diketahui hasilnya secara utuh.

Tafsir Ibnu Katsir
Menerangkan bentuk kehidupan dunia dalam semua tingkatnya sejak kecil berupa main-main, kemudian berubah menjadi hiburan, lalu perhiasan kecantikan dan ketampanan dan berbangga-banggaan, kemudian berbanyak-banyak harta dan anak buah, jika telah mencapai usia cukup tua. Tidak berbeda dengan air hujan yang di atas ladang, kebun dan menumbuhkan berbagi tumbuhan yang sangat menakjubkan. Orang-orang yang memperhatikannya, terutama orang-orang kafir yang tidak mengenal akhirat, mereka sangat kagum melihat hasil yang diperoleh dari kebun dan ladang itu. Kemudian tiba saatnya daun-daun tumbuhan itu menjadi kuning lalu berguguran menjadi sampah. Itulah contoh dunia bagimana indahnya akan habis, rusak dan binasa. Sedangkan akhirat ada siksa yang sangat berat keras, disamping ada pengampunan dan ridha Allah. Kehidupan dunia hanyalah bekal kesenangan sementara bagaikan menipu bagi orang yang menyangka akan dapat hidup kekal selamanya.

Tafsir Jalalain
(Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan) sebagai perhiasan (dan bermegah-megahan antara kalian serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak) artinya, menyibukkan diri di dalamnya. Adapun mengenai ketaatan dan hal-hal yang membantu menuju kepadanya termasuk perkara-perkara akhirat (seperti) kehidupan dunia yang menyilaukan kalian dan kepunahannya sesudah itu bagaikan (hujan) bagaikan air hujan (yang membuat orang-orang yang bertani merasa kagum) merasa takjub (akan tanam-tanamannya) yang tumbuh disebabkan turunnya hujan itu (kemudian tanaman itu menjadi kering) lapuk dan kering (dan kamu lihat warnanya yang kuning itu kemudian menjadi hancur) menjadi keropos dan berjatuhan ditiup angin. (Dan di akhirat ada azab yang keras) bagi orang-orang yang lebih memilih keduniaan (dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya) bagi orang-orang yang lebih memilih akhirat daripada dunia. (Dan kehidupan dunia ini tidak lain) maksudnya bersenang-senang dalam dunia ini tiada lain (hanyalah kesenangan yang menipu).

sekian dulu postingan hari ini, kalau ada kekeliruan dalam postingan ini mohon maaf, karena saya juga dalam tahap belajar. ^_^

Saturday, 3 August 2013

1) Berdasarkan pada alternative
Agar dapat menetapkan perencanaan yang baik maka sebelumnya agar disusun berbagai alternative, misalnya untung dan rugi kelebihan dan kekurangannya, kendala dan dukungannya, sehingga dapat menentukan perencanaan yang paling baik.
2) Harus realistis
Bila perencanaan tidak realistis, mungkin baik diatas kertas saja akan tetapi tidak dapat dilaksanakan dalam prakteknya. Misalnya : keterbatasan dalam teknologi, keterbatasan sumber dana, tenaga kerja, dsb.
3) Harus ekonomis
Disamping keterbatasan diatas, juga harus mempertimbangkan tingkat ekonomis dalam suatu rencana. Hindarkan faktor pemborosan, biaya, waktu, tempat, dsb.
4) Harus luwes (fleksibel)
Dalam hal ini perencanaan harus fleksibel, artinya setiap saat dapat dievaluir sesuai dengan perkembangan organisasi, situasi dan kondisi pada waktu tersebut. Pada dasarnya perencanaan itu disusun berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, namun dalam prakteknya sering terjadi berbagai penyimpangan yang tidak dapat dihindarkan.
5) Didasari partisipasi
Dalam pembuatan perencanaan hendaknya dapat diikutkan berbagai pihak untuk memperoleh masukan (input) agar lebih sempurna. Dengan adanya partisipasi, perusahaan akan memperoleh manfaat ganda, karena disamping rencana menjadi lebih baik, juga dapat menambah semangat kerja para karyawan (karena merasa ).

Tahap 1: Menentukan tujuan atau serangkaian tujuan.
Perencanaan dimulai dengan keputusan-keputusan tentang keinginan atau kebutuhan perusahaan. Tanpa rumusan tujuan yang jelas, penggunaan sumber daya perusahaan tidak efektif.

Tahap 2: Merumuskan keadaan saat ini.
Pemahaman akan kondisi perusahaan sekarang dan tujuan yang hendak dicapai atau sumber daya-sumber daya yang tersedia untuk pencapaian tujuan, adalah sangat penting. Karena tujuan dan rencana menyangkut waktu akan datang. Hanya setelah keadaan perusahaan saat ini dianalisa, rencana dapat dirumuskan untuk menggambarkan kegiatan lebih lanjut. Tahap kedua ini memerlukan informasi terutama keuangan dan data statistik.

Tahap 3: Mengindentifikasikan segala kemudahan dan hambatan.
Segala kekuatan dan kelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu di identifikasikan, untuk mengukur kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu, perlu diketahui faktor-faktor lingkungan dalam dan luar yang dapat membantu perusahaan mencapai tujuannya, atau yang mungkin menimbulkan masalah. Walaupun sulit dilakukan, antisipasi keadaan, masalah dan kesempatan serta ancaman yang mungkin terjadi di waktu mendatang, adalah bagian penting dari proses perencanaan.

Tahap 4: Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan.
Tahap akhir dalam proses perencanaan meliputi pengembangan berbagai pilihan kegiatan untuk pencapaian tujuan, penilaian pilihan kegiatan terbaik (paling memuaskan) di antara pilihan yang ada.


  1. Perspektif manajemen klasik, merupakan kelompok manajemen ilmiah atau saintifik seperti
    Perusahaan Manufaktur, Bank Umum, Perusahaan Asuransi, Perusahaan Ritel, dan Kelompok Manajemen Administrasi. Kontribusi manajemen klasik terletak pada spesialis pekerjaan, merupakan studi mengenai masa dan beban kerja, menggunakan metode ilmiah dalam manajemen, dalam manajemen klasik juga dikenal fungsi-fungsi manajemen dan mempelajari tentang prosedur dan birokrasi. Keterbatasan manajemen klasik yaitu kurang memperhatikan aspek kemanusiaan dari pekerja, seperti motif, tujuan, perilaku, dan lain sebagainya.
  2. Perspektif manajemen perilaku, membahas tentang Studi Howthorne, Teori Relasi Manusia, dan Teori Perilaku Kontemporer. Studi Hownthorne (Elton Mayo), teori perhatian yang menjelaskan mengenai pekerja akan lebih produktif jika merasa diperhatikan. Teori Relasi Manusia, yang membahas mengenai Hirarki Kebutuhan. Teori yang terakhir dibahas dalam perspektif manajemen perilaku adalah teori perilaku kontemporer, yang mengupas mengenai perhatian pada perilaku pekerjaan yang disebabkan oleh faktor psikologis, sosiologis, antropologis, dan lain sebagainya.
  3. Perspektif manajemen kuantitatif, yang dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok Manajemen Manajemen Sains dan kelompok Manajemen Operasi.


a. Dalam sebuah organisasi tentu peran seorang manajer didalamnya sangat diperlukan bayangkan jika di
dalam suatu perusahaan tidak memiliki manajer maka bisa dipastikan bahwa perusahaan tersebut akan bangkrut karena proses manajemen dalam perusahaan tersebut tidak berjalan,walaupun simber daya alat dan infrastrukturnya legkap namun apabila tidak ada yang mengatur maka hal itu tidak akan ada artinya oleh karena itu peran manajer sangatlah vital. Seorang manajer harus mampu untuk mengatasi masalah dan mampu untuk meramalkan kejadian yang akan terjadi bila sebuah keputusan diambil,namun tidak semua manajer itu berkerja selayaknya seorang manager, ada manajer yang hanya bisa menyuruh-nyuruh dan tidak mau dikoreksi apa bila dia salah dan tidak mau dikritik padahal pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mau mendengarkan keluhan dari bawahanya.

b. Pedoman yang ditemukan oleh Taylor  dan yang lainnya untuk meningkatkan efisiensi  produksi masih tetap digunakan dalam organisasi  dimasa kini. Ketika para manajer menganalisis tugas-tugas dasar yang harus dilakukan, menggunakan studi waktu dan gerakan untuk menghilangkan gerakan yang sia-sia, memperkerjakan para pekerja terbaik yang memenuhi persyaratan untuk suatu pekerjakan, dan merancang sistem insentif berdasarkan output, mereka menggunakan sistem manajemen ilmiah. Tetapi, praktik manajemen terkini tidak hanya terbatas pada pendekatan manajemen ilmiah. dalam kenyataannya, kita dapat melihat gagasan dari pendekatan utama berikutnya teori administrasi umum yang juga digunakan.

Setiap manager dalam pelaksanaan tugasnya, aktivitasnya dan kepemimpinannya untuk mencapai tujuan harus melakukan “perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian”dengan baik.
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adlah fungsi orang manajer yang berhubungan dengan memilih tujuan-tujuan, kebijaksanaan, prosedur dan program dari alternative yang ada. jadi masalah perencanaan adalah masalah “memilih” yang terbaik dari beberapa alternative yang ada.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokan, dan pengatruran bermacam-macam aktifitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relitif didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktifitas tersebut.
Pengorganisasian juga tindakan mengusahakan tindakan-tindakan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien. dan dengan demikian memperoleh kepuasan pribadi dalam hal melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu
c. Pengarahan (Actuating)
Pengarahan adalah mengarahkan semua bawahanya agar mau berkerja sama dan bekerja Efektif untuk mencapai tujuan.
Pengarahan juga membuat semua anggota kelompok agar mau bekerja sama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian.
d. Pengendalian (Controling)
Pengendalian adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam suatau perusahaan, agar sesuai dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana.

Manajemen dibutuhkan untuk mencapai efisiensi dan efektifitas. Efisiensi adalah kemampuan untuk mendapatkan hal-hal yang dilakukan dengan benar. Seorang manajer yang efisien adalah orang yang mendapat output lebih tinggi relatif terhadap input (tenaga kerja, bahan, uang, mesin dan waktu). Efektivitas adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang paling cocok dan langkah-langkah yang tepat untuk mencapainya. Artinya, manajer yang efektif pilih hal yang benar untuk dilakukan dan metode yang tepat untuk membuat mereka dilakukan.
Manajemen dibutuhkan oleh semua orang, kelompok, ataupun organisasi untuk mengatur, merencanakan segala hal untuk dapat hasil yang baik di kemudian.Untuk mencapai tujuan tersebut, manajer perlu menjaga keseimbangan antara tuntutan yang bertentangan dari para pemangku kepentingan organisasi. Stakeholders adalah semua orang, yang memiliki saham dalam keberhasilan organisasi, termasuk karyawan, pemilik, pelanggan, kreditur dan lain-lain. Pemilik mencari pengembalian yang memuaskan atas investasi mereka, karyawan yang ingin membayar baik dan kondisi kerja yang nyaman, manajemen juga harus menyenangkan pelanggan, karena tanpa mereka perusahaan akan memiliki tujuan kecil, kreditur, pemasok, asosiasi perdagangan juga harus dipertimbangkan. Jadi, manajemen harus menyeimbangkan kepentingan kelompok yang berbeda.

Friday, 2 August 2013

Ada beberapa masalah yang terjadi penghambat terlaksananya komunikasi termasuk di dalamnya komunikasi dakwah, yakni:

  1. Masalah yang menyangkut sematik, yaitu pengertian kata-kata yang seringkali mengandung arti berbeda dari yang dimaksud oleh da’i/komunikator.
  2. Masalah yang menyangkut pengalaman, yakni pengalaman yang telah lalu seringkali menjadi penghambat terhadap komunikasi yang efektif.
  3. Struktur sosial darimana si pemberi pesan/da’i/komunikator dan komunikan/mad’u berasal juga sering menimbulkan putusnya komunikasi.
  4. Selfmage yang bertahan atau tertutup kepada perubahan dalam keadaan demikian orang-orang kadang-kadang dalam menerima keterangan dari orang lain tetap denderung untuk mepertahankan pendirian atau pendapatnya, bahkan keterangan tersebut dirasakan sebagai ancaman, terutama bilamana seseorang berada di dalam lingkungan yang tidak aman dan tidak berhasil. Kecurigaan terhadap orang lainpun timbul.

Usaha yang harus dilakukan oleh komunikator dakwah (da’i) untuk mengefektifkan komunikasi dakwah:

  1. Usahakan sekuat mungkin agar rintangan-rintangan yang telah stereotyped (sesuatu sikap pandangan yang kaku dan tidak dapat berubah terhadap aspek-aspek kenyataan, khususnya terhadap seseorang atau kelompok sosial yang dapat menghalangi komunikasi yang baik) dapat dilenyapkan, misalnya karena faktor usia, pekerjaan (profesi), status sosial dan sebagainya.
  2. Perlu diingat bahwa mengerti itu berlangsung dalam dua cara, yaitu apabila ingin dimengerti berusahalah untuk mengerti tentang orang lain dengan sebaik-baiknya.
  3. Usahakan untuk mendengar dengan hati terbuka, dan jangan memasuki proses komunikasi dengan sikap prasangka sebelumnya.
  4. Usahakan agar pikiran dan pengalaman saudara dapat sejalan dan dapat mengambil keuntungan dari proses komunikasi.
  5. Berinisiatiflah untuk mencoba menjelaskan masalah yang kabur. Mungkin masalah tersebut sulit untuk dibahas, padahal hanya dengan melalui pembahasan masalah yang kabur itu dapat diperjelas.
  6. Apabila anda ingin mencari kepercayaan dan keyakinan pada orang lain, hendaklah lebih dahulu harus menjadi orang yang berpribadi dapat dipercaya.
  7. Perhatikan dan sambutlah dengan hangat pandangan orang lain. Carilah kesempatan untuk berbuat hal-hal yang sopan untuk ornag lain dan gembiralah mereka apabila mereka membutuhkan untuk itu.


a. Strategi dakwah bil lisan
Apabila dakwah dikaitkan dengan makna komunikasi berarti dakwah bil lisan merupakan komunikasi yang lebih bersifat informatif, meskipun nilai persuasinyapun tidak ketinggalan karena tetap mengarahkan kepada loyalitas mengikuti ajaran agama, sebab dakwah bil lisan pada dasarnya memberikan atau menyampaikan informasi tentang ajaran agama Islam dengan tujuan agar sasaran dakwah (mad’u)nya berubah perspektifnya secara luas tentang ajaran agama sehingga sanggup menyampaikannya kepada orang banyak.
b. Strategi dakwah bil hal
Strategi dakwah bil hal erat kaitannya dengan komunikasi yang bersifat persuasif sebab pada hakikatnya dakwah bil hal adalah pemanfaatan situasi dan kondisi masyarakat sebagai kegiatan dakwah agar tumbuh loyalitas atau kepatuhannya terhadap ajaran agama.
Pemahaman pendekatan harus dipahami dari dua segi, yakni pendekatan yang bersifat teoritik dan praktek, namun perlu diketahui bahwa keduanya sebagai upaya memahami suatu masalah dengan perantara tertentu. Lebih jauh dari pada itu pendekatan adalah cara pandang terhadap masalah melalui perantaraan sesuatu sebagai alat pandangnya dengan alat yang digunakan dapat diketahui masalah yang diketahui itu dengan sempurna.
Pendekatan yang bersifat teoritik adalah pendekatan dengan menggunakan kacamata keilmuan dalam memandang teoritik merupakan upaya penyampaian pesan agama secara keilmuan. Dalam hal ini layak apabila dinamakan sebagai dakwah secara konseptual. Artinya suatu upaya dakwah dengan menyampaikan ajaran agama bersifat keilmuan atau pemahaman keilmuan agama.
Sedang pendekatan yang bersifat praktek merupakan upaya melaksanakan penyampaian ajaran agama dengan melakukan suatu komunikasi secara praktis kepada orang atau kegiatan yang dianggap dominan pada masyarakat.

1) Tipe perintah (the command type)
Komunikasi ini bersumber dari adanya perbedaan kekuasaan atau otoritas antara komunikator (da’i) dan komunikan (mad’u) dan komunikan (mad’u). Tujuannya adalah untuk melakukan kontrol dan perintah.
2) Tipe pelayanan (the service type)
Tipe ini merupakan bentuk yang berlaku umum antara hubungan komunikator, dan komunikan sebab pada dasarnya bahwa hubungan manusia dengan sesamanya merupakan kegiatan jasa, dimana manusia melayani yang lainnya. Kedua belah pihak terkait oleh kepentingan bersama. Hubungan terjadi secara seimbang.
3) Tipe assosiasi (the assotional type)
Tipe ini memiliki nilai normatif yang disepakati bersama. Tipe ini tentang dengan tipe komunikasi perintah, sebab komunikasinya berlangsung secara sukarela dan memuaskan hati. Hubungan komunikator dan komunikan cenderung mengarah pada persamaan dan interaktif.

1) Tabligh
Tabligh secara bahasa adalah penyampaian. Menurut istilah tabligh adalah bentuk dakwah dengan cara penyampaian/penyebarluasan (transmisi) ajaran Islam melalui media mimbar atau media massa (baik elektronik atau cetak), dengan sasaran orang banyak atau khalayak.
2) Irsyad
Irsyad secara bahasa berarti petunjuk, membimbing. Sedangkan irsyad secara istilah adalah proses penyampaian ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, penyuluhan dan psikoterapi Islami dengan sasaran individu atau kelompok kecil. Irsyad dilihat dari prosesnya lebih bersifat kontinuitas, simultan, dan intensif.
3) Tadbir
Tadbir menurut bahasa berarti pengelolaan (manajemen), menurut istilah adalah kegiatan dakwah dengan pentransformasian ajaran Islam melalui kegiatan aksi amal shaleh berupa penataan lembaga-lembaga dakwah dan kelembagaan Islam.
4) Tathwir
Tathwir menurut bahasa berarti pengembangan, menurut istilah berarti kegiatan dakwah dengan pentransformasian ajaran Islam melalui aksi amal shaleh berupa pemberdayaan sumber daya manusia dan sumber daya lingkungan, dengan kata lain mengembangkan pranata-pranata sosial, dan lingkungan atau pengembangan kehidupan muslim dalam aspek-aspek kultur universal.

Hakikat Komunikasi Dakwah:
  1. Kebebasan. islam sebagai agama yang mengajak untuk memikirkan klaim terpenting tentang hidup, dan mati. kebahagiaan dan siksaan, kebahagaiaan dunia dan siksaan. maka dakwah atau misi harus dijalankan dengan penih integritas dari pendakwah dan objek dakwah. bila pihak-pihak tersebut merusak integritas ini dengan cara mencari keuntungan atau memanfaatkan demi tujuan selain kebenaran dari ALLAH merupakan kejahatan besar dalam dakwah.
  2. Rasionalitas.  Dalam islam, manusia merupakan makhluk ALLAH yang lebih unggul dibanding makhluk lain, ketinggian dan kelebihan manusia terletak pada akal yang dianugrahkan ALLAH kepadanya, akallah yang membuat manusia memiliki kebudayaan, dan peradaban yang tinggi, Begitu penting peranan akal dalam kehidupan manusia maka kedudukan akal sangatlah penting dalam berdakwah, Karena kalau kita menelaah AL-Qur'an dan hadits, sebagai sumber utama materi dakwah,di samping wahyu, akal memiliki peranan yang besar dalam islam.
  3. Univesal.  Universal dakwah artinya bahwa objek dakwah islam adalah semua manusia tanpa mengenal batasan sedikit pun, Islam memandang bahwa semua orang  memiliki kewajiban untuk mendengarkan bukti dan menerima sebuah kebenaran.
Model Komunikasi Dakwah:
1) Model dakwah dengan lisan (billisan)
Metode dakwah dengan lisan [ billisan ], maksudnya dengan kata-kata yang lemah lembut, yang dapat difahami oleh mad’u, bukan dengan kata-kata yang keras dan menyakitkan hati.
2) Model dakwah  Bil Hikmah.
Dakwah bil Hikmah Yakni menyampaikan dakwah dengan cara yang arif bijaksana, yaitu melakukan pendekatan sedemikian rupa sehingga pihak obyek dakwah mampu melaksanakan dakwah atas kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan, tekanan maupun konflik.
3) Model dakwah Bil Mauidhotil hasanah
Metode ini dipergunakan untuk menyeru atau mendakwahi orang-orang awam, yaitu orang yang belum dapat berfikir secara kritis atau ilmu pengetahuannya masih rendah.

Categories

Popular Posts

SAHABAT BLOGGER

Ordered List