Friday 2 August 2013

Ada beberapa masalah yang terjadi penghambat terlaksananya komunikasi termasuk di dalamnya komunikasi dakwah, yakni:

  1. Masalah yang menyangkut sematik, yaitu pengertian kata-kata yang seringkali mengandung arti berbeda dari yang dimaksud oleh da’i/komunikator.
  2. Masalah yang menyangkut pengalaman, yakni pengalaman yang telah lalu seringkali menjadi penghambat terhadap komunikasi yang efektif.
  3. Struktur sosial darimana si pemberi pesan/da’i/komunikator dan komunikan/mad’u berasal juga sering menimbulkan putusnya komunikasi.
  4. Selfmage yang bertahan atau tertutup kepada perubahan dalam keadaan demikian orang-orang kadang-kadang dalam menerima keterangan dari orang lain tetap denderung untuk mepertahankan pendirian atau pendapatnya, bahkan keterangan tersebut dirasakan sebagai ancaman, terutama bilamana seseorang berada di dalam lingkungan yang tidak aman dan tidak berhasil. Kecurigaan terhadap orang lainpun timbul.

Usaha yang harus dilakukan oleh komunikator dakwah (da’i) untuk mengefektifkan komunikasi dakwah:

  1. Usahakan sekuat mungkin agar rintangan-rintangan yang telah stereotyped (sesuatu sikap pandangan yang kaku dan tidak dapat berubah terhadap aspek-aspek kenyataan, khususnya terhadap seseorang atau kelompok sosial yang dapat menghalangi komunikasi yang baik) dapat dilenyapkan, misalnya karena faktor usia, pekerjaan (profesi), status sosial dan sebagainya.
  2. Perlu diingat bahwa mengerti itu berlangsung dalam dua cara, yaitu apabila ingin dimengerti berusahalah untuk mengerti tentang orang lain dengan sebaik-baiknya.
  3. Usahakan untuk mendengar dengan hati terbuka, dan jangan memasuki proses komunikasi dengan sikap prasangka sebelumnya.
  4. Usahakan agar pikiran dan pengalaman saudara dapat sejalan dan dapat mengambil keuntungan dari proses komunikasi.
  5. Berinisiatiflah untuk mencoba menjelaskan masalah yang kabur. Mungkin masalah tersebut sulit untuk dibahas, padahal hanya dengan melalui pembahasan masalah yang kabur itu dapat diperjelas.
  6. Apabila anda ingin mencari kepercayaan dan keyakinan pada orang lain, hendaklah lebih dahulu harus menjadi orang yang berpribadi dapat dipercaya.
  7. Perhatikan dan sambutlah dengan hangat pandangan orang lain. Carilah kesempatan untuk berbuat hal-hal yang sopan untuk ornag lain dan gembiralah mereka apabila mereka membutuhkan untuk itu.


0 komentar:

Post a Comment

Categories

Popular Posts

SAHABAT BLOGGER

Ordered List