Friday, 30 March 2012



Dr. Genis Ginanjar Wahyu
“Stroke Hanya Menyerang Orang Tua?”
Yogyakarta: B Fist (PT Bentang Pustaka), 2009
Stroke adalah penyakit yang ditandai oleh penurunan fungsi otak, yang disebabkan oleh terhentinya aliran darah ke otak yang berlangsung selama 24 jam atau lebih atau berakhir dengan kematian.
Stroke bukanlah penyakit yang asing bagi masyarakat indonesia. Hal ini disebabkan oleh cukup tingginya insidensi kasus yang terjadi di masyarakat dan cenderung meningkat setiap tahunnya. Insidensi strike melintas batas-batas sosial-ekonomi, jenis kelamin, maupun usia.
Peningkatan resiko terjadinya stroke pada masyarakat kelompok ekonomi menengah ke bawah antara lain dipicu oleh pola hidup tidak sehat, seperti merokok, tidak teratur mengonsumsi obat antihipertensi, dan berbagai penyakit kronis lainnya. Bisa juga disebabkan oleh kebiasaan mengonsumsi makanan yang tinggi kadar garamnya, seperti ikan asin dan mie instan.
Hal terbaik yang dapat dilakukan penderita asma adalah mengenali pemicu terjadinya asma, selanjutnya menghindarinya.
Apakah Asma Sama dengan Alergi?
Asma memang merupakan salah satu bentuk alergi yang berlanjut pada saluran nafas, khususnya bronchus. Reaksi antigen-antibodi akan memicu lepasnya mediator-mediator kimia dari sel mast. Mediator kimia seperti bradikinin, histamine, platelet activating factor dan SRSA akan mengakibatkan peradangan berlanjut terjadinya bronkhokhonstriksi (menyempitnya otot-otot pada bronchus). Selain itu, terjadi pelepasan mucus secara berlebihan di saluran pernapasan (hipersekresi mucus). Bronkhokhnstriksi dan hipersekresi mucus mengakibatkan hambatan bernapas.

Wednesday, 28 March 2012

Insomnia adalah sebuah gejala yang meliputi keluhan sulit tidur, mudah terbangun, terbangun terlalu awal, atau tidur yang tidak berkualitas. Tidur yang tidak berkualitas biasanya berupa keluhan tidur yang dangkal serta tidak menyegarkan, walaupun cukup untuk waktu dan tidak terbangun.
Definisi insomnia itu ternyata belumlah cukup karena banyak orang yang menggambarkan keluhan-keluhan tersebut, tapi merasa baik-baik saja. Oleh karena itu, dalam perkembangannya, definisi insomnia mengikutsertakan gejala-gejala saat terjaga.

Tuesday, 27 March 2012

Dr. Andreas Prasadja, RRPSGT
“Ayo Bangun! Dengan Bugar karena Tidur yang Benar”
Jakarta Selatan: Hikmah Sehat (PT. Mizan Publika), 2009

Banyak hormon dan neutransmiter yang mempengaruhi proses tidur dan bangun seseorang. Hormon-hormon tersebut penting dalam mengatur pola tidur seseorang. Kadar hormon tidur di dalam tubuh seseorang berbeda-beda. Tinggi rendahnya kadar hormon dipengaruhi oleh gaya hidup, pola makan, mental, dan psikologis seseorang. Berikut beberapa hormon yang  berpengaruh dalam tidur.
1.    Noradrenaline/Adrenaline
Hormon ini berfungsi untuk merangsang atau memperpanjang kondisi terjaga. Dengan adanya hormon ini, tubuh akan senantiasa didorong untuk terus beraktivitas. Itulah sebabnya, hormon ini sering juga dianggap sebagai zat kimia yang mendorong agresivitas.
2.    Dopamin
Hormon ini merupakan neorotransmiter otak yang berperan dalam pengaturan gerak. Selain itu, dopamin juga memberikan rasa segar dan penuh semangat.
3.    Asetilkolin
Hormon ini bertugas mengaktifkan otak dan meningkatkan kebugaran. Pada tahap tidur REM dan saat terjaga, kadar asetilkolin tinggi di dalam darah.
4.    Hipokretin
Hormon ini bertugas untuk mencegah tidur atau menjaga seseorang tetap terjaga. Gangguan pengaturan hipokretin ternyata juga berperan dalam narkolepsi.
5.    Histamin
Histamin mengaktifkan otak selama terjaga. Saat bergerak kadarnya sangat banyak dan berkurang saat bersantai. Hormon ini tidak diproduksi pada saat kita tidur.
6.    GABA (Gamma Amino Butyric Acid)
Bertugas untuk menghambat status terjaga. Obat-obatan yang merangsang tidur kebanyakan merangsang GABA sehingga membwa orang mengantuk.
7.    Galanin
Galanin juga menghambat status terjaga.
8.    Adenosin
Hormon ini merangsang tidur. Adenosin dihambat oleh komsumsi kafein.
9.    Serotonin
Serotonin mempunyai efek menenangkan. Hormon ini menyiapkan otak dan tubuh untuk masuk ke tahap tidur dalam dengan cara mengurangi sistem aktivitas tubuh.
10.              Melatonin
Hormon ini dapat menurunkan kewaspadaan dan memicu kantuk. Oleh karena itu, jangan mengendara atau mengoperasikan peralatan berat setelah mengonsumsi melatonin. Beberapa penelitian telah menunjukkan manfaat penggunaan melatonin untuk mengurangi gangguan jetlag. Namun, untuk penggunaan jangka panjang, sepertinya masih perlu penelitian lebih lanjut.

Monday, 26 March 2012

Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah homoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal.
Sel darah merah mengandung homoglobin, yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen  dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh. Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah homoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkat oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh.
Thalassemia adalah sekelompok penyakit keturunan yang merupakan akibat dari ketidakseimbangang pembuatan salah satu dari empat rantai asam amino yang membentuk hemoglobin.
A.   Penyebab
Ketidakseimbangan dalam rantai protien globin alfa dan beta, yang diperlukan dalam pembentukan hemoglobin disebabkan oleh sebuah gen cacat yang diturunkan. Untuk menderita penyakit ini, seseorang harus memiliki dua gen dari kedua orang tuanya. Jika hanya satu gen yang diturunkan maka orang tersebut hanya menjadi pembawa tetapi tidak menunjukkan gejala-gejala dari penyakit ini.

Categories

Popular Posts

SAHABAT BLOGGER

Ordered List