Friday, 30 March 2012



Dr. Genis Ginanjar Wahyu
“Stroke Hanya Menyerang Orang Tua?”
Yogyakarta: B Fist (PT Bentang Pustaka), 2009
Stroke adalah penyakit yang ditandai oleh penurunan fungsi otak, yang disebabkan oleh terhentinya aliran darah ke otak yang berlangsung selama 24 jam atau lebih atau berakhir dengan kematian.
Stroke bukanlah penyakit yang asing bagi masyarakat indonesia. Hal ini disebabkan oleh cukup tingginya insidensi kasus yang terjadi di masyarakat dan cenderung meningkat setiap tahunnya. Insidensi strike melintas batas-batas sosial-ekonomi, jenis kelamin, maupun usia.
Peningkatan resiko terjadinya stroke pada masyarakat kelompok ekonomi menengah ke bawah antara lain dipicu oleh pola hidup tidak sehat, seperti merokok, tidak teratur mengonsumsi obat antihipertensi, dan berbagai penyakit kronis lainnya. Bisa juga disebabkan oleh kebiasaan mengonsumsi makanan yang tinggi kadar garamnya, seperti ikan asin dan mie instan.


Sementara itu, pada kelompok ekonomi menengah ke atas, meningkatkannya resiko stroke terutama disebabkan oleh kebiasaan mengonsumsi makanan yang tinggi kadar lemak, kalori, dan kadar garamnya, seperti makanan cepat saji yang terkatagori junk food. Selain itu, penyakit hipertensi dan kencing manis (DM tipe 2), penyakit dan kelainan irama jantung (aritmia) yang tidak diobati secara teratur juga meningkatkan risiko terjadinya stroke pada kelompok ekonomi menengah ke atas.
Insidensi stroke lebih tinggi pada laki-laki. Meskipun demikian, tingkat kematian akibat penyakit stroke lebih banyak dijumpai pada wanita. Hal ini disebabkan umumnya wanita terserang stroke pada usia yang lebih tua dibandingkan laki-laki.
Stroke dapat dijumpai pada bayi maupun anak-anak. Faktor risiko terjadinya stroke pada kelompok usia bayi atau anak-anak antara lain karena kelaian bawaan pada pembuluh darah, seperti arterivenous malformation (AVM), yaitu pembuluh darah menjadi mudah pecah (ruptur) dan menyebabkan stroke. Pada beberapa kasus, kelainan AVM ini dapat diobati melalui operasi. Operasi dilakukan guna mencegah timbumnya stroke di kemudian hari.
Pada kelompok usia remaja, faktor risiko terjadinya stroke terutama disebabkan oleh faktor kecelakaan lalu lintas dan konsumsi rokok, alkohol, dan narkotika, serta psikotropika dan zat adiktif lainnya (napza).
Sedangkan, pada usia dewasa, stroke terutama dipicu oleh hipertensi maupun penyakit kronis lainnya seperti DM tipe 2, atau kelainan irama jantung (aritmia). Juga dilatarbekangi oleh pola makan yang tinggi kadar kalori, garam, dan lemaknya. Selain itu, kebiasaan malas berolahraga dan minim aktivitas fisik, serta tingginya tingkat stres juga dapat memicu terjadinya stroke.
Jelaslah bahwa stroke bukan penyakit yang hanya didominasi oleh kelompok usia lanjut dan kelompok ekonomi menengah ke atas, tetapi semua kalangan. Oleh karena itu, pemahaman tentang stroke dan cara efektif mencegahnya sangat penting untuk diketahui.
Faktor Risiko Stroke
Meskipun stroke bisa menyerang segala usia, beberapa penelitian menunjukkan bahwa beberapa orang lebih rentan terserang penyakit yang berpotensi mematikan dan menimbulkan kecacatan menetap ini.
Ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan seseorang lebih rentan terserang stroke dibanding yang lainnya. Faktor risiko tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua. Pertama, faktor risiko stroke yang tidak dapat diubah, yakni usia, jenis kelamin, riwayat keluarga, ras atau etnis. Kedua, faktor risiko stroke yang dapat diubah, yakni hipertensi, kebiasaan merokok, penyakit dan kelainan irama jantung, dan DM tipe 2.
Upaya peningkatan kualitas komunikasi, penyebaran informasi, dan edukasi tentang beberapa faktor risiko stroke bagi masyarakat oleh pemerintah dan para pemangku kepentingan di bidang kesehatan amat diperlukan guna menekan insidensi stroke, maupun terjadinya stroke yang berulang.

0 komentar:

Post a Comment

Categories

Popular Posts

SAHABAT BLOGGER

Ordered List