Wednesday 28 March 2012

Insomnia adalah sebuah gejala yang meliputi keluhan sulit tidur, mudah terbangun, terbangun terlalu awal, atau tidur yang tidak berkualitas. Tidur yang tidak berkualitas biasanya berupa keluhan tidur yang dangkal serta tidak menyegarkan, walaupun cukup untuk waktu dan tidak terbangun.
Definisi insomnia itu ternyata belumlah cukup karena banyak orang yang menggambarkan keluhan-keluhan tersebut, tapi merasa baik-baik saja. Oleh karena itu, dalam perkembangannya, definisi insomnia mengikutsertakan gejala-gejala saat terjaga.
Kini, definisi tersebut dilengkapi dengan mengalami satu atau lebih gejala-gejala tidur tersebut disertai dengan keluhan di siang hari berupa rasa lelah, kantuk, gangguan mood, penurunan kemampuan kognitif, dan gangguan hubungan sosial.
Setelah beberapa waktu merasa sulit tidur, penderita insomnia biasanya mengembangkan kecemasan tersendiri, ketika menjelang tidur atau disaat melihat tempat tidur. Kecemasan berupa rasa takut tidak dapat tidur,  yang pada akhirnya malah memperberat insomnia.
Secara garis besar, insomnia dibagi menjadi dua bagian, yaitu insomnia sementara dan menetap. Insomnia sementara terjadi selama satu malam hingga dua minggu, sedangkan insomnia menetap dianggap sebagai insomnia yang sudah berlangsung lebih lama hingga menahun (kronis).
1.    Insomnia Sementara
Insomnia sementara disebabkan oleh:
·      Hyperrarousal, yaitu kesulitan tidur yang biasanya berasal dari lonjakan emosional yang bisa disebabkan oleh kesedihan, stres, atau bahkan terlalu excited, seperti yang sering diderita oleh anak-anak di malam menjelang darmawisata.
·      Perbedaan zona waktu dan kerja shift, ketika si penderita dipaksa untuk bangun atau tidur berbeda dengan jam biologisnya. Oleh karena itu, diperlukan penyesuaian diri yang lamanya tergantung dari masing-masing individu. Untuk mempersiapkan diri bepergian ke arah Timur dengan zona waktu yang berbeda, anda dianjurkan untuk mencukupi waktu waktu tidur anda terlebih dahulu.
·      Lingkungan tidur yang nyaman. Manusia memang memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Namun, ketika anda menempati sebuah kamar baru di tengah kota yang hiruk pikuk, jatuh tidur menjadi sulit sekali, setelah beberapa malam, anda menjadi terbiasa dan tidak lagi terganggu dengan keramaian dunia luar.
2.    Insomnia Menetap
Insomnia menetap dapat disebabkan hal-hal berikut:
·      Gastroesophageal reflux, yaitu sesreorang terganggu tidurnya karena asam lambung yang naik saat berbaring. Penderitanya merasakan rasa panas yang menjalar di dada. Biasanya ia akan terbangun dengan rasa pahit dan seolah tersendak dan batuk-batuk.
·      Sindroma tungkai gelisah atau restless legs syndrome (RLS), adalah sebuah gangguan saraf yang dijabarkan sebagai rasa tidak nyaman pada kaki. Sering kali digambarkan sebagai rasa kesemutan, pegal, kaku dan lain-lain, yang hanya dapat diringankan dengan menggerak-gerakkan kaki. Terutama dirasakan bila duduk atau berbaring lama. Penderitanya selalu ingin menggerakkan kakinya, sehingga sulit baginya untuk jatuh tidur. RLS juga diikuti dengan Periodic Limb Movements (PLMS yang mengganggu kualitas tidur. Dalam tidur, kaki akan bergerak-gerak sendiri lalu diam dan bergerak lagi secara periodik (biasanya setiap 30 detik). Akibatnya, tidur penderita akan terpotong-potong dan menyebabkan kantuk di siang hari (EDS).
·      Beberapa penderita sleep apnea juga memberikan gambaran insomnia. Hanya saja kesulitan tidur berupa tidur tidak menyegarkan, tidur yang tidak dalam, bahkan ada juga yang merasa belum tidur, tetapi orang lain mengatakan ia sudah lelap mendengkur.
·      Penyakit-penyakit lain yang menimbulkan rasa nyeri. Penderita tidak dapat tidur karena deraan rasa sakit yang dideritanya.
·      Kecemasan yang berkepanjangan pula. Gangguan emosional dan psikiatris biasanya memerlukan perawatan dokter ahli kesehatan jiwa. Namun, yang terpenting adalah pemahaman pasien tentang gangguan yang dideritanya, serta disiplin dan kesabarannya untuk terusmengikuti setiap terapi yang tidak dapat memberikan hasil instan.
Insomnia menurut International Classification of Sleep Disorders (ICSD2):
·      Adjustment sleep disorder
·      Psychophysiologic insomnia
·      Paradoxal insomnia
·      Insomnia due to a mental disorder
·      Idiopathic insomnia
·      Inadequte sleep hygiene
·      Behavioral insomnia of childhood
·      Insomnia due to a drug or substance
·      Insomnia due to a medical condition
·      Other insomnia not due to a substance or physiological condition, unspecified
·      Organic insomnia, unspecified.

0 komentar:

Post a Comment

Categories

Popular Posts

SAHABAT BLOGGER

Ordered List