Virus hepatitis A
Virus hepatitis A terutama menyebar melalui tinja. Penyebaran ini terjadi akibat buruknya tingkat kebersihan. Di negara-negara berkembang sering terjadi wabah yang penyebarannya terjadi melalui air dan makanan.
Virus hepatitis B
Penularannya tidak semudah virus hepatitis A. Virus hepatitis B ditularkan melalui darah atau produk darah. Penularan biasanya terjadi diantara para pemakai obat yang menggunakan jarum suntik bersama-sama, atau diantara mitra seksual (baik heteroseksual maupun pria homoseksual).
Ibu hamil yang terinfeksi oleh hepatitis B bisa menularkan virus kepada bayi selama proses persalinan. Hepatitis B bisa ditularkan oleh orang sehat yang membawa virus hepatitis B. Di daerah Timur Jauh dan Afrika, beberapa kasus hepatitis B berkembang menjadi hepatitis menahun, sirosis dan kanker hati.
Virus hepatitis C
Menyebabkan minimal 80% kasus hepatitis akibat transfusi darah. Virus hepatitis C ini paling sering ditularkan melalui pemakai obat yang menggunakan jarum bersama-sama. Jarang terjadi penularan melalui hubungan seksual. Untuk alasan yang masih belum jelas, penderita “penyakit hati alkoholik” seringkali menderita hepatitis C.
Virus hepatitis D
Hanya terjadi sebagai rekan-infeksi dari virus hepatitis B dan virus hepatitis D ini menyebabkan infeksi hepatitis B menjadi lebih berat. Yang memiliki resiko tinggi terhadap virus ini adalah pecandu obat.
Virus hepatitis E
Virus hepatitis E kadang menyebabkan wabah yang menyerupai hepatitis A, yang hanya terjadi di negara-negara terbelakang.
Virus hepatitis G
Jenis baru dari virus hepatitis yang telah terdeteksi baru-baru ini.
Gejala Hepatitis
Gejala hepatitis untuk tiap jenis hepatitis cenderung berbeda. Jenis hepatitis yang banyak dikenal di masyarakat adalah hepatitis tipe A, B, dan C, namun pada kenyataannya ada juga jenis tipe lain. Namun jenis yang lainnya tidak begitu menjadi perhatian karena tingkat penyebarannya yang jarang sehingga jarang diperbincangkan gejala gejala yang menyertai hepatitis. Berikut secara sederhana penggambaran gejala hepatitis:
Gejala Hepatitis A
Gejala Hepatitis tipe ini pada umumnya ringan, terutama pada anak-anak dan muncul kisaran 2 – 6 minggu setelah terpapar virus. Pada pasien dewasa lebih mungkin untuk mengalami demam, sakit kuning (jaundice), mual (malaise), kelelahan, dan gatal-gatal yang dapat bertahan sampai beberapa bulan. Kotoran (tinja) mungkin tampak abu-abu pucat dan urin akan muncul gelap.
Gejala Hepatitis B
Banyak orang dengan hepatitis B akut memiliki gejala sedikit atau tidak ada sama sekali. Jika gejala hepatitis tipe B muncul, mereka cenderung terjadi 6 minggu sampai 6 bulan (paling sering 3 bulan) setelah paparan dan akan terlihat seperti sakit ringan semisal flu, demam ringan, mual, muntah, kehilangan nafsu makan, kelelahan, atau otot atau nyeri sendi. Beberapa pasien memiliki tanda khas yaitu urin gelap dan penyakit kuning (jaundice), ini adalah patokan yang biasanya gejala hepatitis yang akan dicari oleh dokter jika mencurigai hepatitis B.
Untuk Hepatitis B kronis memiliki gejala yang mirip dengan bentuk akut, banyak orang dapat memiliki bentuk kronis selama puluhan tahun dan tidak menunjukkan gejala. Kerusakan hati akhirnya dapat dideteksi ketika tes darah untuk fungsi hati dilakukan
Gejala Hepatitis C
Kebanyakan pasien sama seperti tipe lain tidak mengalami gejala hepatitis. Hepatitis C kronis dapat terinfeksi selama 10 – 30 tahun, dan sirosis atau gagal hati kadang-kadang dapat berkembang sebelum pasien mengalami gejala yang jelas. Tanda-tanda kerusakan hati pertama mungkin terdeteksi ketika tes darah untuk fungsi hati dilakukan.
Jika gejala awal yang terjadi, mereka cenderung sangat ringan dan menyerupai flu dengan kelelahan, mual, kehilangan nafsu makan, demam, sakit kepala, dan sakit perut. Orang yang memiliki gejala-gejala biasanya cenderung mengalami mereka sekitar 6 – 7 minggu setelah terpapar virus. Beberapa orang mungkin tidak mengalami gejala hepatitis selama sampai 6 bulan setelah terkena. Orang yang memiliki hepatitis C masih bisa menularkan virus tersebut kepada orang lain.
sumber : www.kesehatan123.com
0 komentar:
Post a Comment