2.1. Manusia yang Bersifat Unik
Manusia sebagai makhluk hidup umumnya mempunyai ciri-ciri:
1. Organ tubuhnya kompleks dan sangat khusus, terutama otaknya.
2. Mengadakan metabolisme.
3. Memberi tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan luar.
4. Memiliki potensi untuk berkembang.
5. Tumbuh dan Berkembang.
6. Berinteraksi dengan lingkungannya.
7. Bergerak.
8. Bernafas.
9. Berkembang biak.
Manusia berbeda dengan hewan. Manusia memiliki otak, sehingga dapat berpikir, punya kemauan yang sangat kuat. Maka dengan itu manusia dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan tekonlogi. Kalau hewan hanya memiliki insting (perasaan). Jadi sifat uniknya dari manusia itu adalah akal budi, dan kemauan keras dan manusia juga mempunyai insting (perasaan).
2.2. Kuriositas atau Rasa Ingin Tahu dan Akal Budi
Semua makhluk hidup, termasuk manusia, memberi tanggapan terhadap rangsangan dari lingkungan. Misalnya:
1. Tumbuhan berhijau daun memberikan reaksi terhadap sinar matahari.
2. Harimau dan burung ingin tahu tempat lain untuk memperoleh makanan.
Sedangkan manusia, rasa ingin tahunya beda dengan tumbuhan dan hewan, karena manusia mempunyai akal budi sehingga tidak tetap sepanjang zaman.
2.3. Perkembangan Alam Pikiran Manusia
Pada manusia kuno, untuk memuaskan diri, mereka mencoba membuat jawaban sendiri. Misalnya:
1. Mengapa gunung meletus, mereka mengatakan sang kuasa marah.
2. Apakah pelangi itu, mereka mengatakan selendang bidadari.
Sehingga dapatlah mitos. Itulah manusia pada zaman dahulu (kuno). Mitos adalah pengetahuan baru yang merupakan kombinasi antara pengalaman-pengalaman dan kepercayaan. Puncak pemikiran mitos pada zaman Babilonia (700-600 SM).
Kemudian, berasarkan kemampuan berpikir manusia yang semakin maju dan perlengkapan pengamatan yang semakin sempurna, maka mitos dengan berbagai legenda makin ditinggalkan orang dan cenderung menggunakan akal sehat atau rasio.
Tokoh-tokoh Yunani yaitu:
1. Anaximander
2. Anaximenes
3. Herakleitos
4. Pythagoras
5. Demokritus
6. Empedokles
7. Plato
8. Aristoteles
9. Ptolomeus
10. Avicenna
2.4. Lahirnya Ilmu Alamiah
Adanya pengalaman yang dirasakan oleh manusia dihunidari zaman ke zaman dan diwariskan kepada generasi berikutnya. Pengalaman itu dijadikan dan dikumpulkan menjadi Ilmu Pengetahuan yaitu yang dikenal dengan Ilmu Alamiah. Itu berkat adanya faktor:
1. Dorongan untuk memuaskan diri (Dore Science)
2. Dorongan praktis untuk meningkatkan taraf hidup (Applied Science)
2.5. Kriteria Ilmiah
Kriteria atau patokan ilmiah yaitu: teratur, sistematis, berobjek, bermetode, dan berlaku secara universal. Objeknya ilmu alamiah adalah segala sesuatu di alam semesta. Tujuan ilmu alamiah menurut beberapa ahli adalah mencari kebenaran tentang objeknya dan kebenaran itu bersifat relatif. Untuk mencapai kebenaran, yakni penyesuaian antara pengetahuan dan objeknya tidaklah terjadi secara kebetulan, tetapi harus menggunakan prosedur atau metode yang tepat, yaitu prosedur atau metode ilmiah (scientific Method).
2.6. Metode Ilmiah dan Implementasinya
1. Penginderaan, merupakan langkah pertama dari metode ilmiah.
2. Masalah atau Problem, merupakan langkah kedua yaitu menemukan masalah.
3. Hipotesis, merupakan langkah ketiga yaitu jawaban pertanyaan yang bersifat sementara, yang merupakan suatu dugaan sementara yang disebutkan dalam I.A adalah hipotesis.
4. Eksperimen, merupakan langkah ilmiah yang keempat untuk membuktikan hipotesis, maka dirancang eksperimen.
5. Teori, bukti eksperimen merupakan dasar langkah ilmiah yang disebut dengan teori.
2.7. Keterbatasan Ilmu Alamiah
1. Bidang Ilmu Alamiah (I.A)
Yang menentukan bidang IA adalah metode ilmiah karena bidang IA adalah wahana di mana metode ilmiah dapat diterapkan. Sebaliknya, bidang non IA adalah wahana di mana metode ilmiah tidak dapat diterapkan.
2. Tujuan Ilmu Alamiah
Konsekuensi metode ilmiah adalah menerapkan tujuan IA yaitu membentuk menggunakan teori. Tujuan IA adalah mencari kebenaran dan menemukan fakta.
3. Ilmu Alamiah dan Nilai
Metode Ilmiah tidak dapat memberikan nilai atau moral terhadap suatu keputusan. Manusia pemakai Ilmu Alamiah lah yang menilai apakah hasil Ilmu Alamiah itu baik atau sebaliknya.
2.8. Filsafat Ilmu Alamiah
1. Vitalisme, karena IA awalnya masih tercampur dengan kepercayaan atau mitos.
2. Mekanisme, penyebab yang mengatur semua gerakan di alam semesta ini adalah sejumlah Hukum Alam.
3. Agnotisme, tidak memperdulikan ada atau tidaknya keberadaan Sang Pencipta. Ini dilakukan oleh ilmuan-ilmuan barat.
4. Filsafat Pancasila, sebagai ilmuan Indonesia, maka filsafat pancasila yang dipegang yaitu disebut yang menganut ini adalah Teisme. Hendaknya ilmuan Indonesia dapat menjembatani antara filsafat vitalisme dan mekanisme. Bahwa yang menentukan "bagaimana dan kapan hukum alam itu terjadi adalah Tuhan Yang Maha Esa".
0 komentar:
Post a Comment