Menurut para ahli kematangan itu didefinisikan sebagai berikut:
1) Kematangan adalah merupakan suatu keadaan atau tahap pencapaian proses pertumbuhan atau perkembangan.
2) Kematangan dapat berarti matangnyan suatu sifat atau potensi fisik yang menjadi secara kodrat akibat proses pertumbuhan dan hanya tergantung pada waktu belaka.
3) Kematangan juga dapat berarti matangnya suatu fungsi atau potensi mental psikologis akibat proses perkembangan karena pengalaman dan latihan.
4) Kematangan potensi fisik dan mental psikologis itu merupakan suatu keadaan yang akan berfungsi sebagai prerequisite dalam proses perkembangan kearah pematangan fungsi atau potensi.
Dengan demikian, kematang yang dimaksud adalah kematangan potensi fisik danpotensi mental psikologis yang telah dicapai dalam sutau tahap pertumbuhan atau perkembangan.
Adapun pengertian belajar yang dimaksud dalam kaitan dengan proses perkembangan itu secara luas akan dibahas pada makalah ini. Tetapi secara ringkasnya pengertian belajar dapat dikemukakan dari penjelasan Elizabeth B. Horluck yaitu: “Learning is development that comes from exercise and effot; through learning children acquire competence in using their hereditary resources”. Jadi belajar ialah perubahan yang terjadi melalui latihan atau usaha dengan belajar itulah anak memiliki berbagai kemampuan, pengetahuan dan sebagainya. Atau dengan kata lain, semua aspek perkembangan yang diperoleh sianak itu terjadi karena belajar, tanpa belajar anak tidak mungkin tahu apa-apa dan tidak akan bisa apa-apa.
2. Fungsi Kematangan Dan Belajar Dalam Perkembangan
Dalam proses pertumbuhan kearah tercapainya kemtangan/ kedewaaan fisik, kematangan merupakan faktor penyebab, yang berarti kedewasaan fisik seorang anak sangat tergantung pada waktunya matang saja ( Kalau umumnya sudah 17 tahun maka kematangan dari pertumbuhan fisik akan terjadi dengan sendirinya ).
Dalam kaitanya dengan proses perkembangan mental psikologis kematangan untuk fisik berfungsi sebagai perquisite untuk perkembangan, misalnya perkembangan bicara/ bahasa tidak mungkin terjadi dengan baik tanpa adanya/ didukung oleh pematangan alat bicara (Alat ini matang pada waktu banyi berumur 6 bulan ). Kematanagan otak pada umur 6/7 tahun merupakan perquisite untuk perkembangan intelektual/ pengetahuan akademik disekolah. Perkembangan psikoseksual dapat dimulai setelah anak matang seksualnya. Jadi dalam kaitanya dengan belajar, pematangan itu berfungsi sebagai pemberi “raw material” atau bahan dasar untuk belajar.
Adapun posisi belajar dalam proses perkembangan itu sangat menentukan. Dalam hal ini belajar akan berfungsi sebagai penentu atau sebab terjadibnya perkembangan ( cause of development ) . tanpa melalui belajar mental psikologis anak tidak mungkin akan dapat dikembangakan. Atau dengan kata lain tanpa belajar maka manudsia tidak akan dapat bertingkah laku seperti manusia. Dan perkembangan pribadi manusia itu merupakan hasil perpaduan unsure kematangan dan belajar.
Sebagaimana telah diuraikan diatas bahwa kematangan itu sangat penting artinya dalam proses perkembangan. Tanpa adanya unsurkematangan tersebut perkembanan sulit untuk di wujudkan. Dalam proses perkembangan fungsi kematangan itu adalah sebagai berikut :
a. Pemberi bahan mentah atau bahan baku bagi suatu perkembangan, misalnya kematangan otot dan urat kaki sebagai bahan untuk perkembangan berjalan
b. Pembari batas dan kualitas perkembangan, semakin baik kualitas kematangan suatu fungsi akan makin baik kualitas hasil perkembangan yang akan terjadi, tetapi sebaliknya semakin kurang baik kematangannya akan makin kurang baik pula perkembangannya.
c. Pemberi kemudahan bagi pendidik atau pengasuh apabila melatih atau membimbing/ mengajarinya.
3. Ciri-ciri Adanya Kematangan
Mengetahui adanya tahap kematangan suatu sifat sangat penting artinya bagi seorang pendidik atau pengasuh, karena pada tingkat itulah si anak akan memberikan reaksi yang sebaik-baiknya terahadap semua usaha bimbingan atau pendidikan yang sesuai bagim mereka.
Oleh karena itu kalau ingin mengajar atau melatih dengan berhasil, tunggulah saatnya yang tepat yaitu timbulnya kematangan yang bagi siterdidik merupakan masa peka atau masa yang tepat untuk dikembangkan/ dilatih.
Adanya ciri-ciri adanya kematangan tersebut pada diri si anak adalah di tandai dengan adanya :
a. Perhatian si anak
b. Lamanya perhatian berlangsung
c. Kemajuan jika diajar atau dilatih.
4. Perubahan-perubahan Dalam Otak Yang Menimbulkan Kematangan
Setelah otak menjadi masak mengalami prubahan fisik pada manusia. Perubahan ini dapat menimbulkan tingkah laku baru yang tidak terduga sebelumnya. Urat-urat syaraf dalam otak mempunyai “electrical condoktors”. Untuk pengiriman messages ketempat-tempat yang tetrap perlu ada isolasi otak, isolasi itu disebut “ myelin” selama dorong-dorngan saraf menuju salurannya, aru gerakkannya tak di batasi oleh myelin. Dorongsn itu akan mengalir mengaktifkan banyak sel saraf lebih dari yang diperlukan. Sel-sel saraf itu menggerakan banyak otot. Banyaknya gerakan bayi yang tak bekoordinasi adalah akibat dari kurangnya myelin.
Pada umur 6 tahun, myrlin dimiliki 95% dari orang dewasa. Readiness anak untuk berlatih toelit, bergantung pada banyaknya myelin yangb telah tersimpan. Anak laki-laki baru berhasil dilatih tpelit bila sudah berumur mendekati umur 2 tahun. Ini berarti bahwa tingkah laku belajar memerlukan kematangan fisik, termasuk kematangan fungsi otak.
Perkembangan struktur dan fungsi otak tampak sempurna atau hampir sempurnab pada saat anak tiba saatnya amsuk sekolah dasar. Pada umur-umur setelah 6 tahun, terjaadilah perubahan-perubahanpenting dalan struktur oatak, namun perkembangan kapasitas mental lebih banyak diakibatkan karena pengalaman atau belajar. Perkembanagan prestasi akademik pada anak-anak sudah mencapai masa remaja lebih banayak dipengaruhi oleh faktor motifasi dan belajar.
5. Kesiapan Belajar dan Aspek-Aspek Individu
Kesiapan belajar secara umum adalah kemampuan seseorang untuk mendapatkan keuntungan darim pengalaman yang ia temukan. Sementara itu kesiapan kognisi bertallian dengan pengetahuan, pikiran, dan kualitas berfikir seseorang dalam menghadapi situasi belajar yang baru. Kemapuan-kemampuan itu bergantung pada tingkat kematang intlektual. Latar belakang prngalaman, dan cara-cara pengetahuan sebelumnya distruktur (Connell, 1974 ).
Contoh kematangan intelektual antara lain adalah tingkat-tingkat perkembangan kognisi piaget yang telah diuraikan pada bagian psikologi perkembangan. Berkaitan dengan latar belakang pengalaman tersebut diatas, Ausebel mengatakan faktor yang paling penting mempengaruhi belajar adalah apa yang sudah diketahui oleh anak-anak. Sedangkan perihal menstrutur kembali pengetahuannya untuk penyesuaian dengan materi-materi baru yang diterima dari pendidik. Akan tetapi pada kasus-kasus lain struktur kognisi itu dipegang erat-erat sehingga membuat pedidik mencari pendekatan lain agar anak-anak dapat menangkap materi pelajaran baru itu.
Bagai mana dengan kesiapan afeksi? Connell (1974) menulis bahwa sejumlah hasil penelitian mengatakan motivasi atau kesiapan sfrksi belajar dikelas bergantung kepada kekuatan motif atau kebutuhan berprestasi, orientasi motivasi itusendiri, dan faktor-faktor situasional yang mungkin dapat membangunkan motivasui. Ciri-ciri motivasi yang mendorong umtuk berprestasi adalah mengajar kompetensi, uaha mengaktualiasi diri, dan uaha berprestasi. Hal ini dikenal dengan istilah kebutuhan untuk ber[restasi, salah satu kebutuhan teori motivasi Mclelland.
Pendekatan yang lain yang dapat dilakukan dalam mengembangkan motivasi adalah dengan program intervensi selama anak duduk di TK dan kelas-kelas awal di SD. Intervensi ini bisa dalam bentuk:
1. Memperbanayak ragam fasilitas di TK
2. Memberi kesempatan kepada orang tua untuk menyaksikan interaksi yang efektif di TK dan SD. Pola interaksi ini adalah:
a. Member kesempatan untuk mngembangakan ketrampilan.
b. Membuat kegiatan-kegiatan berprestasi berhasil
c. Menciptakan tujuan-tujuan yang menantang, tidak terlalu gampangatau terlalu sukar.
d. Member keyakinan untuk sukses serta menghargai kemampuan-kemampuannya.
e. Membuat setiap anak tertarik dan gemar belajar.
Sesudah mendapatkan informasi tentang kesiapan belajar, baik kesiapan kognisi Maupun kesiapan afeksi atau motivasi, kini tiba gilisannya untuk membahas aspek-aspek individu. Mengapa hal ini perlu dilakukan, mengingat yang belajar atau yang dikenal pendidikan adalah individu itu sendiri.
Dalam proses pendidikan peserta didik atau warga belajarlah yang harus memegang peranan utama. Sebab mereka adalah individu yang hidup dan mampu berkembang sendiri. Pendidikan harus memperlakukan dan melayani perkembangan mereka secara wajar.
Karena peserta didik atau warga belajar sebagai individu, maka ada pula orang menyebutnya sebagai subjek didik. Disini terkandung makna bahwa mrek, erupaka subjek yang mempunyai pendirian sendiri, aspirasi sendiri, dan sebagainya. Mereka mampu melakukan kegiatan sendiri untuk mengembangkan dirinya masing-masing dengan menggunakan perlengkapan-perlengkapan yang mereka miliki. Dengan demikian tidak dapat dibenarkan bila pendidik memandang mereka sebagai objek yang dapat diperlakukan semaunya oleh para pendidik.
Perlengkap peserta didik atau warga belajar sebagai subjek, dalam garis besarnya dapat dibagi menjadi lima kelompok, yaitu :
1. Watak, ialah sifat-sifat yang dibawa sejak lahir yang hampir tidak dapat di ubah, misalnya watak pemarah, pendiam, menyendiri, suka berbicara,cinta kasih dan sebagainya.
2. Kemampuan umum atau IQ, ialah kecerdasan yang bersifat umum.
3. Kemamppuan khusus atau bakat ialah kemampuan tertentu yang dibawa sejak lahir. Kemampuan ini pada umumya memberi arah kepada cita-cita seseorang terutama bila bakatnya terlayani dalam pendidikan.
4. Kepribadian, ialah penampilan seseorang secara umum, seperti sikap, besarnya motivasi, kuatnya kemauan, tabahnya mnghadapi rintangan, penghargaannya terhadap orang lain, kesopanannya, toleransinya, dan sebagainya.
5. Latar belakang, ialah lingkungan tempat dibesarkan terutama lingkungn keluarga. Lingkungan ini sangat besar pengaruhnya terhadap perkmbangan jiwa bayi dan kanak-kanak.
0 komentar:
Post a Comment