Abu Bakar as-Siddiq seoarng pemeluk islam yang paling awal. Ia seorang sahabat Nabi Muhammad saw. Yang berjuang pada awal mada islam. Ia berhasil mengajak beberapa sahabat dekatnya masuk islam. Perannya dalam perjuangan isalm sangat besar.
Abu bakar as-siddiq merupakan seoarang sahabat Nabi Muhammad saw. Yang berperan besar dalm pengembangan islam. Ia rela mengorbankan jiwa, raga, dan harta bendanya dalam pengembangan isalm.
A. Abu Bakar as-Siddiq Sebelum Masuk Islam
Abu bakar as-Siddiq dilahirkan pada tahun 571 M atau dua tahun setelah Nabi Muhammad saw. Pada masa kecilnya, ia diberi nama Abdul Ka’bah. Nama ini diberikan kepadanya karena ibunya bernazar untuk memberikan nama itu ketika sedang hamil. Setelah masuk islam, namanya di ubah menjadi Abdullah oleh Nabi Muhammad saw. Setelah masuk islam, nama lengkapnya menjadi Abdullah bin Kuhafah at-Taimi.
Ayahnya bernama Usman (disebut juga Abi Kuhafah) bin Amir bin Amr bin sa’d Taim. Ibunya bernama ummu Khair Salma binti Sakhr. Kedua orang tuanya beraal dari uku Taim yang banyak melahirkan tokoh terhormat. Gelar Abu Bakar diberikan oleh Nabi Muhammad saw. Karena ia adalah orang yang paling cepat masuk islam. Dalam bahasa Arab, berarti bersegera. Abu Bakar memeluk islam dengan segera telah diajak oleh Nbi Muhammad saw. Tanpa berpkir panjang. Adapun gelar as-Siddiq diberikan karena ia selalu membenarkan Nabi Muhammad saw. Dalam berbagai pristiwa, terutama peristiwa Isra Mikrj. Dalam bahasa Arab, kata as-Siddiq berarti amat membenarkan.
Pada masa kecil, abu Bakar as-Siddiq dikenal sebagai anak yang baik, sabar, jujur, dan lemah lembut. Sifat-sifatnya itu membuatnya disukai masyarakat. Ia brsahabat dengan Nabi Muhammad sw. Sejak keduanya masih remaja, ketika berusia dewasa, ia mulai mencari nafkahdengan jalan berdagang. Ia dikenal jujur dan dapat dipercaya dalam menjalankan dagang usahanya.
Abu Bakar as-Siddiq juga dikenal mahir dalam ilmu nasab. Ilmu nasab adalah pengetahuan mengenai sil-silah keturunan. Ia menguasai dengan baik berbagai nasib kabilah dan suku-suku arab. Abu as-Siddiq juga mengetahui tinggi rendahnya derajat masing-masing suku dalam bangsa arab, ia terlebih lagi suku raisy.
B. Berjuang dalam Islam
Abu Bakar as-siddiq masuk islam pada awal Nabi Muhammad saw. Menyampaikan dakwahnya. Bagi Abu Bakar as-Siddiq, tidaklah sulit untuk menerima ajaran Nabi Muhammad saw. Sejak remaja, ia telah mengenal Nabi Muhammad saw. Dengan baik. Nah! kalian tahu bukan bahwa akhlak yang baik sangat penting dalam melaksanakan dakwah.
Setelah masuk islam, Abu Bakar as-Siddiq mencurahkan waktunya untuk memperjuangkan islam. Ia tidak segan-segan mendermakan hartanya untuk kepentingan sabilillah. Ia juga turut menyebarkan ajaran Islam kepada sahabat-sahabatnya. Sebagai orang yang disegani, Abu Bakar as-Siddiq berhasil mengajak para sahabatnya masuk Islam. Di antaranya adalah Ustman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, dan Zubair bin Awwam. Hubungan Nabi Muhammad saw dengan Abu Bakar as-Siddiq makin erat setelah Nabi Muhammad saw memperistri Aisyah, putrid Abu Bakar.
Abu Bakar as-syiddiq sangat mencintai Nabi Muhammad saw. Ia selalu member dorongan, semangat, dan bela beliau pada masa perjuangan Islam. Setiap kali orang-orang Quraisy mengganggu dan menyakiti Nabi, sedang khususk melaksanakan shalat di Masjidil Haram. Tiba-tiba, datanglah Uqbah bin Mu’it, ia langsung mencekik Nabi yang sedang bersujud. Keadaan ini sangat mebahayakan Nabi. Secara kebetulan Abu Bakar as-Siddiq datang. Ia segera menolong Nabi dan mengusir Ugbah bin Mu’it. Akibatnya, keduanya berkelahi. Dalam perkelahian itu, Abu Bakar mendapat luka-luka..
Perjuangan Abu Bakar as-Siddiq yang lain adalah menemani Nabi Muhammad saw hijrah ke Madinah. Ia adalah satu-satunya sahabat yang menemani Nabi Muhammad saw menempuh perjalanan yang penuh mara bahaya itu.
Abu Bakar as-siddiq juga tidak segen-segan mengeluarkan uangnya dalam memperjuangkan Islam. Sejumlah budak yang memeluk Islam dan disiksa oleh tuannya dibebaskan oleh Abu Bakar. Di antara budak-budak yang dibebaskannya adalah Bilal bi Rabah.
Selain menyedakahkan harta bendanya, abu Bakar juga berjuang dengan segenap jiwa raganya. Ia selalu mendampingi Nabi saw dalam setiap pertempuran. Salah satunya perang yang diikutinya adalah Perang Tabuk. Dalam perang itu, ia menyedakahkan seluruh yang dimilikinya.
Ketika kota mekah berhasil di taklukkan, umat islam bersiap-siap menunaikan ibdah haji pada tahun berikutnya. Nabi Muhammad saw. Menujuk Abu Bakar as-Siddiq untuk memimpin umat islam pada wakru itu. Selain itu, Nabi Muhammad saw. Juga sering menujuk Abu Bakar as-Siddiq untuk mewakilimya dalam berbagai kesempatan lain. Hal itu juga menujukan bahwa Nabi Muhammad saw. Telah memberikan kedudukan yang tinggi kepada Abu Bakar as-Siddiq. Diantara sahabat-sahabat lainnya, Abu Bakar as-Siddiq merupakan sosok yang istimewa bagi Nbai Muhammad sw. ketika Nbi Muhammad saw. Tidak mampu lagi menjadi imam, beliau menujuk Abu Bakar as-Siddiq sebagai penggantinya.
Berbagai usaha dalam perjuangan islam melainkan Abu Bakar as-Siddiq dari kewajibannya untuk mendidik putra putrinya. Kedua putrinya sangat masyhur dalam sejarah, yaiti Asma dan Aisyah. Adapun dua putranya juga menjadi Ulama yang terkenal, yaitu Abdurrahman dan Abdullah.
C. Diangkat Sebagai Khalifah
Nabi Muhammad saw meninggal pada tahun 632 M. ketika itu, sebagian besar penduduk Jazirah Arab telah memeluk Islam. Akan teatpi, kaum muslimin segera menghadapi masalah yang sulit karena Nabi Muhammad saw tidak menunjuk penggantinya. Permasalahan muncul karena kaum Ansar dan Muhajirin menghendaki pimpinan dipilih dari salah satu di anatara mereka. Keadaan in dapat menimbulkan perpecahan di kalangan umat Islam. Beberapa saat setelah meninggalnya Nabi Muhammad saw, kaum ansar mengadakan musyawarah di Saqifah Bani Sa’idah, yaitu tempat pertemuan penduduk Madinah. Mereka bermusyawarah untuk memilih pemimpin sepeninggal Nabi Muhammad saw. Kaum Ansar akhirnya sepekat untuk mengangkat Sa’ad bin Ubadah sebagai pemimpin mereka.
Abu Bakar as-Siddiq dan Umar bin Khattab mendengar adanya pertemuan itu. Mereka berdua segera bergegas menuju Saqifah Bani Sa’idah disertai oleh Abu Ubaidah bin Jarrah. Abu Bakar as-siddiq kemudian berbicara dihadapan mereka. Ia merinci jasa dan kenaikan kaum Ansar. Akan tetapi, Abu Bakar as-Siddiqjuga menekankan keistemewaan kaum Muhajirin yang telah diberikan oleh Allah swt. Kaum Muhajirin telah menerima agama Islam pada saat banyak orang lain menentangnya. Mereka tidak takut oleh kecilnya jumlah mereka dan besarnya jumlah musuh mereka. Oleh karena itu, pemimpin selayaknya dipilih dari salah satu di antara mereka.
Setelah Abu Bakar as-Siddiq berseru, “Saya akan menyetuji salah seorang yang kalian pilih dari dua orang lain,” seraya menunjuk Umar bin Khattab dan Abu Ubaidah bin Jarrah. Akan tetapi, keduanya berkata, “Tidak! Kami tidak bisa melebihkan diri kami daripada engkau dalam hal ini. Engkaulah yang paling baik diantara kami.” Akhirnya semua golongan memilih Abu Bakar as-Siddiq. Mereka menganggap Abu Bakar as-Siddiq sebagai sosok yang bijaksana serta dapat diterima semua golongan.
Kaum muslimin kemudian berbondong-bondong membaiat Abu Bakar as-Siddiq. Setelah itu, Abu Bakar as-Siddiq menyampaikan pidatonya, “Saudara-saudara! Saya bersumpah kepada Allah bahwa saya tidak pernah mendambakan keamiran, saya juga tidak pernah berdoa kepada Allah, agar Dia menganugerahkan keamiran kepada saya. Saya tidak akan mampu melaksanakan tugas berat ini tanpa pertolongan-Nya. Sekarang, saya telah menjadi pemimpin kalian. Orang yang lemah di antara kalian akan menjadi kuat dalam pandangan saya dan saya akan menjamin hak-haknya jika Allah menghendaki. Orang yang kuat akan menjadi lemah dalam pandangan saya dan saya akan merebut hak-haknya jika Allah menghendaki. Taatilah saya selama saya taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Apabila saya mengingkari Allah dan Rasul-Nya, jangan ikuti saya. Semoga Allah menberikan rahmat kepada kita semuanya.”
Secara umum dapat disimpulkan bahwa terpilihnya Abu Bakar as-Siddiq disebabkan dua faktor utama berikut ini:
1. Menurut pendapat umum pada waktu itu, seorang khalifah hendaklah berasal dari suku Quraisy.
2. Kaum muslimin berpendapat bahwa Abu Bakar as-Siddiq memiliki beberapa keutamaan, yaitu:
a. Abu Bakar as-Siddiq adalah satu-satunya sahabat yang menemani Nabi Muhammad saw ketika berhijrah dan bersenbunyi di Gua Sur.
b. Abu Bakar as-Siddiq selalu ditunjuk menggantikan Nabi Muhammad saw ketika beliau berhalangan.
c. Abu Bakar as-Siddiq merupakan keturunan bangsawan yang cerdas dan berakhlak mulia.
D. Menghadapi Kaum Murtad
Hal pertama yang dilkukan Abu Bakar as-Siddiq adalah melaksanakan kepinginan Nabi Muhammad saw. Yang belum terlaksana. Hal itu adalah mengirimkan pasukan untuk memerangi kerajan Gassan. Pasukan itu dipimpin oleh Usamah bin Zaid. Usaha itu terganggu oleh keadaan Negara yang tidak stabil. Hal itu disebabkan munculnya orang-orng murtad, nabi palsu, dan pembrontakan beberapa kabilah. Keadaan itu sebagai akibat wafatnya Nabi Muhammad saw. Meraka beranggapan bahwa perjanjian yang disepakati dengan Nabi Muhammad saw. Berakhir bersamaan dengan fawatnya beliau. Situasi itu membuat sahabat lain menguslkan agar Abu Bakar as-Siddiq menunda pengiriman pasukan usamah bin Zaid.
Akan tetapi, Abu Bakar as-Siddiq tetap bersikeras untuk melaksanakan keinginan Nabi Muhammad saw. Tersebut. Pasuka Usamah bin Zaid pun diberangkatkan. Dua bulan kemudian, pasukan usamah bin Zaid pulang dengan membawa kemenangan yang gemilang. Setelah itu, Abu Bakar aas-Siddiq berusaha memadamkan beberapa pembrontakan. Beberapa perlawanan kaum murtad dipimpin oleh tokoh-tokoh sebagai berikut:
1. Aswad al-Ansi
Ia memimpin suku Badui di Yaman. Mereka berhasil merebut Narjan dan San’a akan tetapi, Aswad al-Ansari trbunuh oleh saudara gubernur Yaman. Abu Bakar as-Siddiq mengirimkan Zubair bin Awwam sampai disana, Aswad al-Ansaei telah terbunuh. Pasukan islam kembali berhasil mengusai Yaman.
2. Tulaihah bin Khuwailid al-Asadi
Ia menganggap dirinya sebagai Nabi. Pengikutnya beraasal dari Bani Asad, Bani Gatafan , dan bni Amir. Abu Bakar as-Siddiq mengirimkan pasukan yang di pimpin oleh Khalid bin Walid. Pertempuran terjadi didekat sumur Buzakhah. Pasukan muslim berhasil mengalahkan mereka.
3. Malik bin Nuwairah
Ia merupakan pemimpin Bani Yarbudan bani Tamim. Sepeninggal Nabi Muhammad saw. Mereka tidak mengakui islam, pasukan Khalid bim Walid kemudian bergerka menuju perkampungan mereka. Dalam pertempuaran yang sengit, Malik bin Nuwairah terbunuh. Para pengikutnya kacau balau dan tercerai berai.
4. Musailamah al-Kazab
Musailamah al-Kazab mengaku dirinya sebagai Nabi. Ia didukung oleh bani Hanifah di Yamamah. Ia megawini Sajah yang mengaku sebagai nabi dari kalangan Kristen. Mereka berhasil menyusun pasukan besar yang berkekuatan 40.000 orang. Abu as-Siddiq mengirimkan ikrimah bin Abu Zahal dan Surahbil bin Haanah. Pada mulanya, pasukan islam terdesak. Akan tetapi, pasukan bantuan akan segara datang dibawah pimpinan Khalid bin Walid. Pasukan islam bertempur dengan gagah berani. Tidak kurang dari 10.000 orang kaum murtad terbunuh. Sementara itu, ribuan kaum muslimin gugur dalam perang ini. Termasuk dalam penghapal Al-Que’an. Perang ini dikenal dengan ebutan perang Yamamah dan merupakan yang paling besar diantara perang melawan kaum Murtad lainnya.
Setelah Musailamahas-Kazab berhasil dikalahkan, pasukan muslim bergerak menuju Bahrain, Oman, dan yaman. Ditempat-tempat tersebut, kaum murtad juga berhasil dikalahkan. Serangkaian perang menghadapi kaum murtad itu disebut perang riddah. Perang tersebut berhasil dimenangkan kaum muslimindengan gemilang. Hal itu membuat islam berhasil kembali memperolrh kesetiaan dari selurh Jazirrah Arab.
E. Perluasan Wilayah Islam
Setelah perang melawan kaum murtad, umat Islam dihadapkan pada lawan yang jauh lebih besar. Lawan itu adalah Persia di bagian timur dan Bizantium di bagian barat. Keduanya merupakan kekaisaran yang terbesar pada masa itu. Kedua kekaisaran itu saling memerangi satu sama lain. Kondisi ini menudahkan umat Islam. Mereka menyerbu kedua kekaisaran itu dalam waktu yang bersamaan.
1. Menghadapi Persia
Persia menguasai wilayah yang luas meliputi Irak, bagian barat Suriah (Syam), dan bagian utara Jazirah Arab. Sejumlah kabilah Aeab tuduk di bawah kekuasaan mereka. Abu Bakar as-Siddiq mengirim dua panglima untuk menundukkan wilayah tersebut, yaitu Khalid bin Walid dan Musanna bin Harisah. Mereka mampu menguasai Hirah dan beberapa kota lainnya, yaitu Anbar, Daumatul Janbal, dan Fars. Peperangan ini dihentikan setelah Abu Bakar as-Siddiq memerintah Khalid bin Walid berangkat menuju suriah. Ia diperintahkan untuk membantu pasukan muslim yang mengalami kesulitan menghadapi pasukan Bizantium yang sangat besar. Komando pasukan kemudian dipegang oleh Musanna bin Harisah.
2. Menghadapi Bizantium
Kekaisaran Bizantium disebut juga Romawi Timur. Ketika itu, kekaisaran Romawi pecah menjadi dua, yaitu Romawi Barat yang berpusat di Roma dan Romawi Timur yang berpusat di Konstantinopel. Ketika itu, Kota Damaskus di Suriah menjadi pusat pemerintahan Bizantium di wilayah Arab dan sekitarnya. Untuk menghadapi mereka, Abu Bakar as-Siddiq mengirim beberapa pasukan, yaitu:
a. Pasukan Yazid bin Abu Sufyan ke Damaskus.
b. Pasukan Amru bin As ke Palistina.
c. Pasukan syurahbil bin Hasanah ke Yordania.
d. Pasukan Abu Ubaidah bin Jarrah ke Hims.
Pasukan Islam ketika itu berju,lah 18.000 orang. Adapun pasukan Romawi berjumlah 240.000 orang. Menghadapi jumlah yang sangat besar itu pasukan muslim mengalami kesulitan. Khalifah Abu Bakar as-Siddiq segera memerintahkan Khalid bin Walid agar berangkat menuju Syam. Khalid bin Walid kemudian melakukan perjalanan bersejarah selama 18 hari melewati dua padang sahara yang belum pernah dilewatinya. Ia segera bergabung dengan pasukan muslim yang ada di sana.
Pertempuran akhirnya pecah di pinggir Sungai armuk. Oleh karena itu, perang itu disebut Perang Yarmuk. Ketika perang tengah berkecambuk, datanglah kabar bahwa Abu Bakar as-Siddiq meninggal. Beliau digantikan oleh Umar bin Khattab. Khalid bin Walid kemudian digantikan oleh Abu Ubaidah bin Jarrah. Peperangan ini akhirnya berhasil dimenangkan pasukan muslim dan menjadi kunci utama runtuhnya kekuasaan Bizantium di tanah Arab.
F. Kebijakan Pemerintahan Abu Bakar as-siddiq
Selain usaha-usaha militer, Abu Bakar as-Siddiq juga melakukan pengumpulan Al-Qu’an tertulis dalam berbagai benda yang berserakan di berbagai tempat. Usaha ini dilaksanakan atas saran Umar bin Khattab. Pada mulanya, Abu Bakar as-Siddiq merasa enggan melakukan tugas ini karena Nabi Muhammad saw tak pernah mencontohkannya. Akan tetapi, Umar bin Khattab mengemukakan beberapa alasan. Salah satunya adalah banyak para penghafal Al-Qur’an yang meninggal dalam perang Yamamah.
Khalifah Abu Bakar as-Siddiq akhirnya menyetujui usulan itu. Beliau lalu memberikan tugas pengumpulan Al-Qur’an tersebut kepada Zaid bin Sabit. Dalam menjalankan tugasnya, Abu Bakar as-Siddiq selalu meneladani perilaku Nabi Muhammad saw. Ia selalu bermusyawarah dalam mengambil setiap keputusan. Ia sangat memerhatikan keadaan rakyatnya. Ia juga tidak segan-segan membantu rakyat yang kekurangan. Abu Bakar as-Siddiq juga member perhatian terhadap sesame sahabat. Bagi sahabat yang belum memiliki jabatan, ia berusaha memberikan jabata sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki.
Untuk meningkatkan kesejahteraan umat, Abu Bakar as-Siddiq mendirikan Baitul Mal. Lembaga ini mengurusi kas dan keuangan Negara. Pengelolaannya diserahkan kepada Abu Ubaidah bin Jarrah. Ia sahabat yang digelari amin al-ummah (kepercayaan umat). Abu Bakar as-Siddiq juga mendirikan lembaga peradilan yang diurusi oleh Umar bin Khattab.
Kebijakan lain yang ditetapkan oleh Abu Bakar as-Siddiq adalah pebagian ganimah (harta rampasan perang). Beliau membagi harta rampasan perang tersebut secara sama rata terhadap semua pihak. Hal ini berbeda dengan Umar bin Khattab. Ia mengiginkan agar pembagian harta rampasan sesuai dengan jasa tiap-tiap sahabat. Abu Bakar as-siddiq mengemukakan bahwa semua perjuangan atas nama Islam akan mendapat pahala dari Allah swt di akhirat. Oleh karena itu, biarlah di dunis mereka mendapat pahala yang sama.
G. Wafatnya Abu Bakar as-Siddiq
Pada musim panas 634 M, Abu Bakar as-siddiq jatuh sakit. Ketika itu perang Yarmuk masih berkecambuk dengan sengit. Keadaan itu membuat Abu Bakar as-Siddiq merasa perlu menunjuk pengganti sepeninggalnya. Hal ini dimaksudkan untuk menhindari perpecahan umat Islam
Abu Bakar as-Siddiq kemudian menunjuk Umar bin Khattab sebagai penggantinya jika ia meninggal. Hal itu dimusyawarahkannya dengan para sahabat yang lain. Semua sahabat menyetujui penuhjukan itu.
Abu Bakar as-Siddiq menderita sakit selama 15 hari. Akhinya, Abu Bakar as-Siddiq meninggal pada hari Senin, 23 Agustus 634 M. beliau meninggal pada usia 63 tahun. Masa pemerintahannya berlangsung selama 2 tahun 3 bulan. Abu Bakar as-Siddiq dimakamkan di samping makam Nabi Muhammad saw. Walaupun sebentar, masa pemerintahan Abu Bakar as-Siddiq telah memberikan sumbangan yang besar dalam perkembangan Islam.
0 komentar:
Post a Comment